C.
USAHA PENGENDALIAN
SAMPAH
Untuk menangani permasalahan sampah
secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi
landfill yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah,
justru memberikan permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah, air
tanah, dan air permukaan sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan
kesehatan masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan. Gambaran yang
paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug saniter (sanitary landfill)
adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas untuk tiap satuan volume
sampah yang akan diolah.
Teknologi ini memang direncanakan untuk
suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan murah. Pada
kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat dikatakan sangat
terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini, penerapan lahan urug
saniter sangatlah tidak sesuai. Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat
diperkirakan bahwa teknologi yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas,
adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam penggunaan lahan.
Konsep utama dalam pemusnahan sampah
selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah satu
teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi pembakaran
yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator. Teknologi
insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan disertai dengan reduksi
volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash ) dibandingkan dengan
volume sampah semula. Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk
pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat, dioksin,
furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus dipertimbangkan.
Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan, reproduksi, dan masalah
pertumbuhan. Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa
insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri merupakan
racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik, sistem panca
indera dan kerja sistem kesadaran. Belajar dari kegagalan program pengolahan
sampah di atas, maka paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang
tidak lagi bermanfaat dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah.
Produksi Bersih (Clean Production)
merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan
untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya,
mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan
limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
D.
PRINSIP-PRINSIP
PRODUKSI
Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa diterapkan dalam
keseharian, misalnya, dengan menerapkan Prinsip 4R, yaitu: Reduce (Mengurangi);
sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.
Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan. Re-use (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang
bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali
pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia
menjadi sampah. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah
tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang,
namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya bagi
sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas
upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi
dalam siklus daur ulang material tersebut. Replace ( Mengganti); teliti barang
yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai
sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya
memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong
keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua
bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami. Selain itu, untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan ( sustainable
development ), saat ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organik yang
diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya kian
melambung. Penggunaan kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas unsur
hara tanah, meningkatkan waktu retensi air dalam tanah, serta mampu memelihara
mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses adsorpsi humus oleh
tanaman. Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga harus
diikuti dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif bagi
para petani yang hendak mengaplikasikan pertanian organik dengan menggunakan
pupuk kompos, akan mendorong petani lainnya untuk menjalankan sistem pertanian
organik. Kelangkaan dan makin membubungnya harga pupuk kimia saat ini,
seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengembangkan sistem
pertanian organik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar